Dalam branding untuk bisnis anda, menciptakan citra yang kuat dan positif adalah tujuan utama. Namun, ada beberapa merek terkenal yang telah menjadi pusat perhatian publik karena kontroversi yang mereka miliki. Kontroversi bisa memengaruhi citra merek dengan cara yang beragam, baik positif maupun negatif. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa merek besar yang menuai kontroversi dan bagaimana mereka menghadapinya.
1. Nike: Kontroversi Kaepernick
Nike, merek olahraga terkenal, menjadi kontroversial ketika mereka memilih Colin Kaepernick sebagai juru bicara mereka. Kaepernick adalah pemain sepak bola Amerika yang terkenal karena memulai protes dengan berlutut selama penjiwaan lagu kebangsaan AS sebagai bentuk protes terhadap ketidaksetaraan rasial dan kekerasan polisi. Keputusan Nike untuk bermitra dengan Kaepernick memicu reaksi campuran, dengan beberapa orang mendukung langkah tersebut sementara yang lain memboikot merek ini.
2. Facebook: Kontroversi Privasi Data
Facebook telah terjerat dalam sejumlah kontroversi terkait privasi data pengguna. Salah satu yang paling mencolok adalah insiden Cambridge Analytica, di mana data pribadi jutaan pengguna Facebook digunakan tanpa izin untuk tujuan politik. Kontroversi seperti ini telah mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap platform media sosial ini.
3. Uber: Kontroversi Budaya Perusahaan
Uber, perusahaan ride-sharing terkemuka, juga menghadapi kontroversi terkait budaya perusahaan yang dianggap merendahkan terhadap isu-isu pelecehan seksual. CEO mereka saat itu mengundurkan diri akibat tekanan dari kontroversi ini, dan perusahaan ini kemudian mencoba memperbaiki citra mereka.
4. Coca-Cola: Kontroversi Kesehatan
Coca-Cola, salah satu merek minuman bersoda terbesar di dunia, telah seringkali menjadi sasaran kritik terkait dampak negatif konsumsi minuman manis berkalori tinggi terhadap kesehatan manusia. Merek ini telah merespons dengan mengeluarkan berbagai produk minuman yang lebih sehat dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi gula dalam produk mereka.
5. Gillette: Kontroversi Iklan “The Best Men Can Be”
Gillette merilis iklan yang disebut “The Best Men Can Be,” yang mencoba menggugah kesadaran tentang maskulinitas positif dan menentang perilaku toksik. Namun, iklan ini menuai kontroversi, dengan beberapa orang menilainya sebagai upaya untuk mencampuri urusan maskulinitas. Meskipun kontroversi ini terjadi, Gillette memilih untuk tetap pada pesan mereka.
Kontroversi bisa menjadi pedang bermata dua bagi merek besar. Meskipun dapat menyebabkan perpecahan dan reaksi negatif, dapat pula menjadi peluang untuk merefleksikan nilai-nilai dan pandangan merek serta melakukan perubahan yang diperlukan. Pengelolaan kontroversi adalah bagian penting dari strategi branding untuk mempertahankan citra positif di mata publik.